Pangkalpinang — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bangka Belitung turut andil dalam memberikan wawasan kebangsaan melalui moderasi beragama kaum muda dan mengurai konsep islam berkemajuan dalam ranah sosial politik negara pada kegiatan Darul Arqam Madya Nasional PC IMM BSM Kota Pangkalpinang (05/02/2024).
Pesan ini disampaikan langsung oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bangka Belitung, Drs. Sahirman Djumli, M.Si dan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bangka Belitung, Drs. H. Hasan Rumata.
“Perlu di ingat ananda dan adindaku sekalian, bahwa Moderasi Beragama merupakan cara pandang dan perilaku dalam hal keyakinan, moral dan watak kita sebagai warga muhammadiyah yang mengedepankan keseimbangan di tengah keberagaman dan kebhinekaan yang melingkupinya”, jelas Sahirman
Sahirman juga menjelaskan pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi beragama sehingga kader IMM tingkat madya ini menjadi calon khalifah yang memiliki jiwa welas asih dalam beragama dan menjadi panutan bagi semua kalangan.
Tidak hanya itu, kader-kader madya ini di berikan bagaimana cara mengurai konsep islam berkemajuan dalam ranah sosial dan politik agar IMM mampu membaca perkembanagn kondisi negara yang terjadi.
“Masyarakat Islam sebagai pilar masyarakat madani menghargai keberagaman agama dan kesetaraan dalam semua aspek kehidupan. Dalam visi Muhammadiyah, Islam dianggap sebagai agama progresif yang memberikan berkah bagi kehidupan umat manusia”, jelas Hasan.
Hasan menyampaikan karakteristik islam bekemajuan sebagai ciri khas Muhammadiyah yang penting untuk dipegang oleh warga muhammadiyah adalah karakteristik kemajuan Islam. Karakteristik pertama melibatkan landasan tauhid yang bersih. Warga Muhammadiyah diharapkan untuk mempertahankan keyakinan Islam yang suci dan tulus, terhindar dari unsur yang dapat merusak kepercayaan. Mempertahankan tauhid murni akan menciptakan individu yang memiliki pikiran terbuka dan sikap progresif dalam kehidupan.
Kemudian ciri kedua dari Islam yang progresif adalah memiliki pemikiran terbuka atau bersikap terbuka. Dalam kerangka Muhammadiyah, keterbukaan berpikir telah diintegrasikan ke dalam identitasnya sebagai organisasi Islam yang mendorong amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid. Kemajuan seseorang terkait dengan memiliki pikiran terbuka, yang artinya bersedia mendengar dan belajar dari siapapun, asalkan tidak melanggar prinsip-prinsip ajaran agama.
Ciri selanjutnya dari Islam yang progresif adalah bersifat futuristik. Muhammadiyah diharapkan terus melakukan pembaharuan dengan semangat futuristik, mengikuti perkembangan zaman melalui modernisasi dan upaya pembaharuan yang terus-menerus.
Pesan-pesan itu diharpkan mampu menjadikan kader IMM tingkat madya menjadi individual yang prograsif dalam ranah agama, sosial dan politik sehingga keberadaan muhammadiyah dapat memberikan keberkahaan kepada kehidupan umat manusia. (Handika)