Pemanfaatan Satwa Liar Sebagai Obat Tradisional Masyarakat Babel

Oleh : Tibrin Sonya
Mahasiswi Konservasi Sumber Daya Alam Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

Indonesia merupakan negara terluas ke 14 sekaligus negara kepulauan terbesar dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km², serta negara dengan pulau terbanyak ke-6 di dunia, Indonesia juga dikenal sebagai negara megabiodiversitas yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Salah satu daerah yang memiliki potensi keberagaman sumber daya alam di Indonesia adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Hal ini ditinjau dari fakta sejarah yang ada . dengan jumlah 17.504 pulau.Wilayah Indonesia mempunyai keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi maka dari itu dikelompokkan sebagai salah satu dari 17 negara megadiversitas oleh Conservation international. Flora dan faunanya merupakan campuran dari spesies khas Asia dan Australia, Indonesia memiliki sekitar 10% dari seluruh spesies tumbuhan berbunga di Bumi (sebanyak 25.000 spesies, 55% di antaranya merupakan endemik di Indonesia).

Indonesia juga memiliki sekitar 12% spesies mamalia di Bumi (515 spesies) sehingga menempati peringkat kedua pada keanekaragaman mamalia setelah Brasil. Indonesia juga menempati peringkat keempat pada keanekaragaman spesies reptil (781 spesies) dan primata (35 spesies), peringkat kelima pada keanekaragaman spesies burung (1.592 spesies), dan juga peringkat keenam pada keanekaragaman spesies amfibi (270 spesies).

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung dan juga ratusan pulau-pulau kecil, total aeluruh pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya sekitar 50 pulau, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki dua pulau utama, salah satunya adalah Pulau Bangka yang memiliki luas wilayah ±11.330 km2. Pulau Bangka utamanya terdiri dari hutan sekunder dan dataran rendah dan juga lembah dangkal, yang diselingi jalur berbukit. Elevasi tertinggi adalah 699 m di atas permukaan laut (dpl).

Iklim di Pulau Bangka cenderung panas dan basah, dengan curah hujan tahunan mencapai rata-rata sekitar 3.000 mm. masyarakat di Bangka Belitung sendiri masih banyak yang memanfaatkan tumbuhan dan satwa liarnya sebagai bahan pengobatan tradisional dan sebagaian pula di jadikan sebagai kerajinan tangan, Masyarakat Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya masih memanfaatkan sumber daya alam dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini diketahui dari mata pencaharian penduduk Kepulauan Bangka Belitung yang kebanyakan merupakan petani, nelayan, dan penambang.

Pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat Kepulauan Bangka Belitung diketahui ditujukan untuk berbagai keperluan, diantaranya adalah pemanfaatan satwa liar sebagai obat. Semua peradaban manusia dengan sistem obat terstruktur akan memanfaatkan satwa liar sebagai obat. Satwa liar dimanfaatkan sebagai sumber pengobatan sejak lama dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam praktik pengobatan.

Pengetahuan masyarakat Kabupaten Bangka Barat terkait pemanfaatan satwa liar sebagai obat pengobatan tradisional merupakan salah satu pengetahuan yang diwariskan oleh para leluhur mereka secara turun-menurun.

Dari jurnal yang dibuat oleh mahasiswa prodi konservasi sumber daya alam Pengambilan data uang digunakan yaitu menggunakan metode survei dengan teknik snowball sampling, Snowball sampling merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.

Peneliti memilih snowball sampling karena dalam penentuan sampel, peneliti pertama-tama hanya menentukan satu atau dua orang saja tetapi karena data yang didapat dirasa belum lengkap maka peneliti mencari orang lain yang untuk melengkapi data tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancara para responden.

Data yang diambil meliputi jenis satwa liar yang dimanfaatkan, bagian tubuh satwa liar yang dimanfaatkan dan bentuk pemanfaatannya oleh masyarakat Desa Tempilang dan Desa Pelangas. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam tabel dan kemudian jabarkan secara deskriptif. mayoritas masyarakat Kabupaten Bangka Barat masih menggunakan satwa liar sebagai pengobatan tradisional.

Namun, dikarenakan semakin sulitnya mendapatkan satwa liar tersebut, masyarakat Kabupaten Bangka Barat pada akhirnya memilih obat modern yang lebih murah untuk mengobati penyakit mereka. Di Kabupaten Bangka Barat, kebutuhan satwa liar sebagian besar diperoleh melalui perburuan. Selain itu, alih fungsi lahan tempat diambilnya satwa liar menjadi penyebab utama semakin sulitnya mendapatkan satwa liar tersebut.

Dari data yang diperoleh, satwa liar yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat di Desa Tempilang dan Desa Pelangas adalah sebanyak 8 spesies yang dikelompokkan ke dalam 7 kelas, yaitu mamalia (1 spesies), aves (1 spesies), pisces (1 spesies), reptil (2 spesies), insecta (1 spesies) dan amfibi (1spsies). Berikut beberapa contoh satwa liar yang di manfaatkan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung tepatnya di Desa Tempilang dan Desa Pelangas, yang pertama cacing tanah, cacing tanah ini dimanfaatkan para masyarakat desa tempilang sebagai obat tradisional untuk obat typus, cara pengolahannya seluru bagian tubuh cacing tanah dibersih kan dan direbus kemudian air rebusan tersebut dikonsumsi.

Selanjutnya ayam kampung, ayam kampung dimanfaatkan para masyarakat sebagai obat tradisonal untuk obat katarak, bagian tubuh ayam yang dimanfaatkan yaitu bulu muda ayam cara pemanfaatannya terdapat cairan pada bulu muda ayam tersebut lalu cairan tersebut di teteskan ke mata, dan para masyarakat juga memnfaatkan bulu ayam kampung ini sebagai obat penyakit bulu babi dan obat malaria cara pemenfaatannya bulu ayam kampung tersebut direbus lalu digosokkan ke badan menggunakan kain hitam.

Tak hanya itu, daging biawak dipercaya sebagian masyarakat desa tempilang bias mengobati pegallinu, kandungan gizi yang ada dalam daging memiliki manfaat yang berbeda-beda. Protein juga berperan penting dalam membangun jaringan pada tubuh, dan juga menjadikan antibodi alami bagi tubuh yaitu dapat menghindarkan tubuh dari serangan penyakit, zat besi juga berperan penting bagi kesehatan tubuh yaitu dapat menghindarkan tubuh dari gejala anemia, dan vitamin-vitamin (A, D, dan B) yang memberi bantuan pada sistem syaraf dan juga baik untuk penglihatan, tulang, kulit dan gigi.

Kemudian ular sanca, empedu ular sanca dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional untuk obat inveksi dalam lambung, cara pemanfaatannya empedu ular sanca tersebut diseduh menggunakan air panas, di atas merupakan beberapa jenis satwa liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kepulauan Banka Belitung sebagai bahan pengobatan tradisional.

Leave A Reply

Your email address will not be published.