SUNGAILIAT – Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin ditanya soal program prioritas yang akan dilakukan demi memajukan Bumi Serumpun Sebalai dimasa kepemimpinannya. Menjawab hal tersebut, orang nomor satu di Babel itu membeberkan program prioritasnya.
“Pertama kali yang melekat dibenak saya ketika saya ditugaskan menjadi Pj Gubernur adalah, memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang kita tambang dengan menjaga kualitas dan fungsi lingkungannya,” ujar Pj Gubernur saat melakukan Dialog Interaktif di Studio LPP RRI Sungailiat, Kabupaten Bangka, Jumat (18/11/2022).
Sehingga itulah yang menjadi alasan Pemprov. Kep. Babel mengangkat gaung ‘Hijau Biru Babel-ku’ dalam perayaan Hari Jadi ke-22 Provinsi Kep. Babel. Ia menjelaskan bila hijau mencerminkan daratan, sementara biru adalah lautan.
Pada prinsipnya, ia menginginkan dalam melaksanakan kegiatan pertambangan tetap mengutamakan aspek menjaga kualitas dan fungsi lingkungan demi generasi masa depan. Yakni, dengan menaati regulasi dan tata kelola pertambangan yang sudah tertuang.
“Upaya kita saat ini adalah menata. Tidak ada niat sama sekali untuk menghalangi masyarakat dalam mencari nafkah, tapi mari kita mencari nafkah dengan cara yang baik dan tidak meninggalkan jejak yang tidak baik bagi masa depan,” jelasnya.
Kemudian, Pj Gubernur mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan fokus prioritas selanjutnya. Ia meyakini kualitas SDM generasi muda Babel tidak kalah dengan daerah lain, tinggal bagaimana membangun ekosistem yang sehat.
Maka, pihaknya terus mengupayakan bagaimana generasi muda Babel dapat menikmati kesempatan belajar semaksimal mungkin baik di dalam maupun luar negeri melalui program beasiswa.
“Saya cenderung mendorong untuk kuliah di luar negeri dalam konotasi tidak berarti perguruan tinggi dalam negeri tidak bagus, namun agar mereka dapat membuka mata seluas-luasnya, serta membangun jejaring secara global,” ungkapnya.
Terakhir, yang menjadi prioritasnya adalah peningkatan produktivitas. Dibuktikan dengan keberhasilannya dalam menurunkan tingkat inflasi nasional yang sempat mencapai tingkat tertinggi se-Indonesia. Apa akar masalahnya sehingga inflasi Babel sempat tinggi?
“Masalahnya adalah kita kurang produktif. Konsumsi kita lebih besar daripada produksi, secara rata-rata kita hanya menghasilkan 20% dari kebutuhan pokok. Maka itulah yang harus kita upayakan bersama-sama,” tuturnya.
Itu semua menurutnya, akan mudah tercapai jika dilakukan bersama-sama karena sejatinya hubungannya dengan Bupati/Walikota, pihak legislatif, serta jajarannya di Pemprov. Kep. Babel yang telah harmonis harus terus dibina untuk menyukseskan hal tersebut.
Momentum Hari Jadi Ke-22 ini juga ia refleksikan bahwasanya Provinsi Kep. Babel telah menginjak usia menuju dewasa, sehingga ia berharap harus mandiri, baik secara ekonomi maupun membangun ekosistem yang kondusif sebagai modal dasar mendatangkan para investor.
“Mari kita jadikan momentum HUT ke-22 tahun ini sebagai momentum kebersamaan untuk membangun Prov. Kep. Babel yang lebih baik,” tutupnya. (Rls)