Oleh : Arif Bil Haki dan Yolanda Aprianti Mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
Mempunyai sikap yang baik dalam berorganisasi dan dalam bidang tertentu adalah penting dalam kehidupan kita. Sebagai manusia, kita harus mampu menyesuaikan diri dan bertindak sesuai dengan apa yang akan kita lakukan di masa depan. Dalam pendidikan manusia, mereka pasti akan memilih atau menentukan karir yang ingin mereka capai. Oleh karena itu, ada etika profesi. Begitu juga dengan pendidikan, ada etika profesi pendidik.
Prinsip integritas moral adalah salah satu bagian dari etika ini. Etika adalah bidang studi yang mempelajari moral dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk menentukan apa yang benar dan salah dalam situasi tertentu. Etika adalah bidang studi yang membahas tentang moral dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk menentukan apa yang benar dan salah dalam suatu situasi. Etika juga membahas nilai-nilai penting dalam kehidupan manusia, seperti kejujuran, integritas, tanggung jawab, keadilan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Studi tentang tanggung jawab moral individu dan organisasi dalam suatu profesi atau pekerjaan tertentu disebut etika profesional. Etika profesional mencakup prinsip-prinsip seperti integritas, transparansi, kepercayaan, dan keadilan, dan digunakan sebagai pedoman untuk membuat keputusan dan tindakan profesional yang etis.
Etika profesional digunakan sebagai pedoman untuk mengambil keputusan dan tindakan yang etis dalam pekerjaan mereka atau di tempat lain. Mematuhi standar etis profesi, menghindari konflik kepentingan, menjaga integritas dan transparansi dalam hubungan bisnis dan profesional, dan menghargai hak-hak martabat manusia adalah beberapa contohnya. Munarsih et al., 2010.
Integritas sangat terkait dengan keutuhan dan keefektifan seseorang sebagai manusia. Ini tidak terlepas dari upaya untuk menjadi orang yang utuh, bekerja dengan baik, dan menjalankan fungsinya sesuai rencana (Henry Cloud, 2007). Integritas moral adalah tingkat kejujuran dan prinsip moral seseorang. Dengan kata lain, integritas moral ini dapat diperhatikan melalui dua komponen utama: filosofis dan psikologis. Profesi apapun berkomitmen penuh untuk melindungi kewajiban kerja, diri sendiri, dan masyarakat umum.
Integritas moral dianggap sebagai gabungan dari dua komponen utama: filosofis dan psikologis. Secara filosofis, integritas terdiri dari tiga komponen: (a) pemahaman moral (keyakinan), (b) perilaku yang konsisten (perilaku yang konsisten), dan (c) pembelaan publik (pembenaran publik). Secara psikologis, integritas terdiri dari (a) perasaan (perasaan), (b) pemikiran (penalaran), dan (c) perilaku (perilaku). Kompatibilitas atau keselarasan elemen filosofis dan psikologis menunjukkan betapa kompleksnya integritas moral. Seseorang berperilaku dengan etika ketika mereka menemukan keseimbangan antara perasaan dan keyakinan mereka.
Konsisten dengan keyakinannya dalam setiap situasi; memahami banyak aturan dan batasan dan dapat mempertimbangkan konsekuensi dari perilaku tertentu; tidak malu untuk berbagi pengalamannya dan pengetahuannya tentang moral dengan orang lain; dan bahkan menunjukkan sikap moral untuk diikuti oleh orang lain. Pada akhirnya, setiap orang bertanggung jawab. Integritas moral adalah prinsip moral yang paling mendalam, yang melibatkan kejujuran, kesadaran, dan penalaran tentang motivasi dan keyakinan moral seseorang.
Oleh karena itu, prinsip dasar etika profesi termasuk prinsip integritas moral. Integritas moral sangat penting karena merupakan kualitas kejujuran dan moral yang digunakan seorang profesional setiap hari. Orang dapat hidup dengan integritas pribadi yang tinggi jika mereka memiliki nilai-nilai kehidupan positif sebagai sistem moral yang kuat dan kemampuan untuk menjaga keseimbangan pribadi dan sosial yang kuat. Ini akan melindunginya dari korupsi, manipulasi, kolusi, nepotisme, dan kekerasan dalam pekerjaan.