Oleh : Tibrin Sonya
Prodi Konservasi Sumber Daya Alam, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.
Ancaman kerusakan perairan telah menjadi isu global yang semakin mendesak untuk diatasi. Kondisi ini dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari pencemaran limbah industri hingga perubahan iklim yang berdampak besar pada ekosistem air tawar dan laut. Perairan, baik itu sungai, danau, maupun lautan, memainkan peran vital dalam kehidupan manusia dan keberlangsungan berbagai spesies makhluk hidup. Namun, eksploitasi dan pengelolaan yang tidak bertanggung jawab mengancam keberlanjutannya.
Pencemaran limbah industri adalah salah satu penyebab utama kerusakan perairan. Banyak perusahaan yang membuang limbah berbahaya ke sungai dan laut tanpa melalui proses pengolahan yang memadai. Limbah ini mengandung bahan kimia beracun, logam berat, dan zat berbahaya lainnya yang dapat merusak ekosistem air dan mengancam kesehatan manusia.
Kasus pencemaran air di Sungai Citarum, Indonesia, adalah contoh nyata bagaimana limbah industri dapat mengubah perairan yang dulu subur menjadi tempat yang tercemar parah. Sungai yang seharusnya menjadi sumber kehidupan bagi jutaan orang kini dipenuhi sampah dan limbah beracun, mengakibatkan banyak masalah kesehatan dan menurunkan kualitas hidup masyarakat sekitar.
Selain pencemaran industri, limbah domestik juga berkontribusi signifikan terhadap kerusakan perairan. Sampah plastik dan bahan non-biodegradable lainnya sering kali dibuang sembarangan ke sungai dan laut. Plastik yang tidak terurai dapat bertahan selama ratusan tahun dan berdampak buruk pada kehidupan laut. Banyak hewan laut, seperti penyu dan ikan, mengira plastik sebagai makanan sehingga menelannya dan berujung pada kematian. Mikroplastik yang berasal dari pembusukan plastik juga masuk ke dalam rantai makanan manusia melalui ikan dan makanan laut lainnya, yang pada gilirannya dapat membahayakan kesehatan manusia.
Perubahan iklim juga memperburuk kondisi perairan dunia. Pemanasan global menyebabkan suhu air meningkat, yang mengakibatkan berbagai dampak negatif seperti pemutihan terumbu karang dan perubahan pola migrasi ikan. Pemutihan terumbu karang mengancam keanekaragaman hayati laut, karena terumbu karang adalah habitat bagi banyak spesies laut. Tanpa terumbu karang, banyak spesies ikan kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan mereka. Selain itu, naiknya permukaan air laut akibat pencairan es di kutub juga mengancam kehidupan di pesisir, memaksa banyak komunitas untuk berpindah dan kehilangan sumber mata pencaharian mereka.
Peran kita sebagai manusia sangat penting dalam upaya melindungi dan memulihkan perairan yang telah rusak. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan air. Pendidikan lingkungan sejak dini dapat membantu generasi muda memahami dampak negatif dari pencemaran air dan pentingnya konservasi sumber daya air. Selain itu, penerapan kebijakan yang ketat terhadap pembuangan limbah industri dan domestik harus dilakukan. Pemerintah perlu bekerja sama dengan industri untuk memastikan bahwa limbah yang dibuang ke perairan telah diolah dengan baik dan tidak mengandung bahan berbahaya.
Selain upaya lokal, kerjasama internasional juga penting dalam menghadapi masalah ini. Lautan adalah sumber daya global yang memerlukan pendekatan lintas batas untuk pengelolaannya. Konvensi internasional seperti Konvensi Basel dan Marpol harus diperkuat dan diterapkan secara konsisten untuk mengurangi pencemaran laut.
Teknologi juga dapat menjadi solusi dalam mengatasi ancaman kerusakan perairan. Inovasi dalam teknologi pengolahan air dan limbah dapat membantu mengurangi pencemaran. Pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk industri dan sistem pengelolaan limbah yang efektif dapat memberikan dampak positif yang signifikan.
Secara keseluruhan, ancaman kerusakan perairan adalah masalah yang kompleks dan multidimensi. Dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, baik individu, pemerintah, industri, maupun komunitas internasional, untuk mengatasinya. Dengan upaya bersama, kita masih memiliki kesempatan untuk melindungi dan memulihkan perairan dunia demi kelangsungan hidup generasi mendatang dan keseimbangan ekosistem global.