Sungailiat — Sejumlah ponton isap produksi (PIP), terpantau beroperasi di wilayah Muara Air Kantung Jelitik Sungailiat, Kabupaten Bangka, Kamis (27/07/23).
Terpantau, aktivitas pertambangan timah tersebut di Alur Muara Jelitik ini menganggu aktivitas jalur keluar masuk kapal nelayan di kawasan itu.
Salah satu nelayan di kawasan tersebut, Hendri meminta agar beberapa ponton isap produksi yang ada di depan alur muara untuk bergeser ke lokasi yang lebih tersebut.
“Saat ini saya lihat ada beberapa ponton yang ada di depan gundukan pasir, ini sangat menganggu aktivitas perahu nelayan yang ingin keluar masuk alur muara air kantung. Kami minta untuk minggir,” ucapnya, Kamis (27/7/2023).
Hendri meminta, kepada pihak berwenang untuk dapat menertibkan keberadaan ponton tersebut, yang dikhawatirkan menggangu aktivitas mata pencarian para nelayan.
“Bantulah kami para nelayan ini, kita seringnya malam kalau masuk ke muara. Beberapa hari yang lalu ada kejadian kapal yang naik ke gusung, jadi ke depannya jangan sampai terjadi ada kapal nelayan nabrak ponton yang ada didepan muara ini. Kalau bisa di depan muara ini jangan ada lagi ponton ponton. Jangan sampai kami para nelayan berbuat anarkis,” ujarnya
Terlepas dari itu Lukman Ketua HNSI Bangka mengatakan, jika lokasi di depan muara air kantung jelitik masuk dalam zona merah bagi nelayan.
“Kami mengharapkan di lokasi tersebut tidak ada aktivitas pertambangan. Dengan Keberadaan ponton di depan gundukan pasir itu sangat menganggu aktivitas perahu nelayan,”Kata Lukman.
Ia juga meminta kepada pihak Kementerian yang mengeluarkan IUP pertambangan yang dimiliki oleh PT. AJS untuk segera dicabut. Apalagi, aktivitas tambang itu dikhawatirkan akan menghambat pengerjaan normalisasi alur muara.
“Jika dalam beberapa hari ini masih ada ponton di depan gundukan pasir itu. Saya akan meminta aparat untuk menertibkannya,”pungkasnya. (Najib)