PANGKALPINANG – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) saat ini terus menghadapi tantangan dalam menyediakan air bersih yang sehat dan siap minum bagi masyarakat.
Sebagaimana diketahui, Pada tahun 2023 capaian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk akses air sanitasi layak 93,21% (target 2024 90%), akses sanitasi aman 6,12% (target 2024 15%), BABS terbuka 1,85% (target 2024 0%), penanganan sampah 51,45% (target 2024 80%), dan pengurangan sampah 1,79% (target 2024 20%).
Berdasarkan arah kebijakan nasional 2025-2029, di bidang sanitasi terdapat perubahan paradigma dari target sanitasi layak dan aman menjadi aman dan berkelanjutan sebesar 30%. Artinya dengan capaian akses sanitasi aman 2023 di provinsi 6,12% masih terdapat gap 23,88% atau 96.500 rumah tangga.
Atas dasar ini pula, Calon Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman perlunya program revitalisasi jaringan serta pembangunan infrastruktur pengolahan air bersih (clean water treatment), khususnya dalam mendukung kebutuhan masyarakat akan air bersih dan layak.
“Ini merupakan langkah strategis untuk mendukung kebutuhan dasar masyarakat, meningkatkan kualitas hidup, dan tentunya nanti dapat berkontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD) melalui optimalisasi sektor air bersih,” kata Erzaldi, Kamis (21/11/2024).
Disisi lain program dimaksud, lanjut Erzaldi, juga guna mewujudkan swasembada air bersih di Bangka Belitung melalui pengelolaan infrastruktur modern dan berkelanjutan untuk menyediakan air sehat siap minum setiap hari.
“Ini langkah untuk memastikan ketersediaan air bersih yang layak konsumsi bagi seluruh masyarakat Babel, meningkatkan efisiensi distribusi air bersih melalui revitalisasi jaringan, menjadikan sektor air bersih sebagai sumber pendapatan asli daerah serta mendukung pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya lokal,” jelas dia.
Sementara itu, Erzaldi menuturkan, untuk mewujudkan program ini tentu haruslah didukung oleh seluruh pihak dan juga teknologi yang mampu mengelola air yang tidak layak konsumsi menjadi air yang siap minum, misalnya menggunakan teknologi IoT untuk pemantauan kualitas air secara real-time, memasang meteran pintar untuk memantau konsumsi air, mencegah pemborosan, dan mendukung sistem pembayaran elektronik dan mengintegrasikan energi surya atau angin untuk operasional instalasi pengolahan air sehingga dapat mengurangi biaya operasional.
“Termasuk pula perlunya dukungan dari pemerintah provinsi dalam hal penganggaran, pembangunan infrastruktur pendukung hingga kajian dampak lingkungan hidup. Serta masyarakat agar dapat lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan air dan menjaga kebersihan sumber air,” ungkap Mantan Gubernur Babel ini.
Revitalisasi Pengolahan Air Bersih Untuk Meningkatkan PAD
Erzaldi mengatakan bahwa program revitalisasi pengolahan air bersih ini diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Babel.
Menurut dia, ada beberapa role bisnis yang bisa dilakukan dalam meningkatkan PAD ini, antara lain :
- Komersialisasi Air Siap Minum:
Produksi dan distribusi air minum siap saji (dalam kemasan dan bulk supply) dengan merek lokal “Air Babel.”
Penjualan langsung ke masyarakat melalui kios air bersih dan distributor lokal. - Pengelolaan oleh BUMD:
Membentuk atau mengoptimalkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengelola sektor air bersih. - Kemitraan dengan Swasta:
Mendorong investasi swasta dalam pembangunan infrastruktur pengolahan air melalui skema Public-Private Partnership (PPP). - Tarif Berbasis Subsidi Silang:
Memberlakukan tarif subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan tarif komersial untuk sektor industri dan bisnis.
“Ketika ini berhasil tentunya persentase rumah tangga yang memiliki akses air bersih meningkat secara signifikan, penurunan angka penyakit seperti diare dan tifus yang berkaitan dengan kualitas air dani peningkatan pendapatan daerah dari hasil pengelolaan air bersih komersial,” jelas Erzaldi lagi.
Terakhir, dirinya berharap, revitalisasi jaringan dan pembangunan infrastruktur pengolahan air bersih di Bangka Belitung tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru melalui produksi dan komersialisasi air siap minum.
“Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Babel dapat mencapai swasembada air bersih yang sehat dan meningkatkan pendapatan asli daerah secara berkelanjutan,” tutupnya. (*)