PANGKALPINANG – Energi adalah sembako (sembilan bahan pokok) bagi manusia. Manusia tidak mungkin hidup tanpa energi. Terlebih Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sumber energi mineral.
Ungkapan di atas dikemukakan Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin saat menjadi narasumber kegiatan_Launching_
Festival Nuklir Nasional II Tahun 2022 dan Seminar Nasional dengan tema “Energi dan Bangka Belitung: Transformasi Energi Menuju Bangka Belitung Berdaulat” bertempat di Gedung Mahligai Rumah Dinas Gubernur, Pangkalpinang, Kamis (15/12/22).
“Saya selalu mengusahakan agar Bangka Belitung ini punya kelebihan dibandingkan daerah lain. Apa kelebihan kita? Salah satu potensi kita adalah lumbung energi yang berbasis thorium. Secara nasional thorium paling banyak itu disini,” ungkap Pj Gubernur.
Dari semua energi yang ada, saat ini dikatakannya, kita masih mengandalkan energi berbahan baku fosil. Ketika masih memiliki bahan bakunya, semua tidak jadi masalah karena dipakai sendiri. Tetapi, orang lain mempermasalahkannya karena katanya mencemarkan, emisi karbon, dan lain-lain.
Kemudian secara global, bergeraklah wacana (isu) untuk menggunakan energi baru dan terbarukan. Semua pihak di seluruh dunia menginginkan energi yang lebih ramah lingkungan. Konteksnya, Babel adalah potensi besar yang memiliki bahan dasar, semangat, serta sudah diupayakan untuk dikembangkan, namun masih terkendala beberapa hal.
Wacana ini sudah lama. Namun secara teknologi, belum ada yang operasional. Kepulauan Bangka Belitung berpotensi menjadi pionir nomor satu di dunia.
“Di samping itu, listrik ini akan menjadi murah, jika listrik murah, nanti industri akan masuk. Nah, jika industri sudah masuk, kita akan membuka lapangan pekerjaan yang ujung-ujungnya adalah kesejahteraan masyarakat,” paparnya.
Akan tetapi dibalik itu, dirinya mengatakan keamanan tidak boleh diabaikan dan harus diperhatikan. Kemudian komunikasi publik. Jangan sampai masyarakat tidak mendapat informasi yang akurat.
“Kegiatan ini sangat bagus karena melibatkan generasi muda dan para ilmuan agar pemahamannya benar. Untuk itu, kita akan terus upayakan agar hal ini bukan hanya jadi wacana saja, tetapi terlaksana dengan baik,” ungkapnya.
Dirinya juga mengingatkan, jika thorium tidak sama dengan uranium, karena tidak bisa menjadi senjata. Pengayaan proses teknologinya juga berbeda, sehingga risikonya akan lebih terkendali dibandingkan uranium.
Terkait pro kontra yang terjadi, terutama kontra karena ketidaktahuan, dirinya mengingatkan bahwa tugas pemerintah termasuk badan usaha adalah menjelaskan kepada publik.
Sementara dalam laporan panitia dikatakan, Festival Nuklir Nasional II adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk membangun kesadaran dan gerakan edukasi untuk mewujudkan bangsa yang mandiri.
Festival ini tidak hanya menargetkan mahasiswa, tetapi ingin menjangkau audiens yang lebih luas, serta kegiatan-kegiatan seperti seminar nasional, nuclear goes to school, nuclear goes to campus, sampai berbagai perlombaan seperti karya tulis ilmiah nasional, artikel ilmiah, desain t-shirt, debat energi jenjang SMA SMK, sampai orasi energi.
Hadir sebagai narasumber adalah Bob S. Effendi, COO PT Thorcon Power Indonesia; Bambang Pati Jaya, Anggota DPR RI Komisi VII; dan Ahmadi Sofyan, Pemerhati Sosial Budaya selaku moderator. Hadir juga Ketua Indonesia Nuclear Yout Society, Imam Bayu Prasetya. (*)