PANGKALPINANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pangkalpinang mencatat tingkat pengangguran terbuka pada 2021 sebesar 6,81 persen. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Meroketnya nilai investasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi faktornya.
Data BPS Kota Pangkapinang menunjukan, pengangguran terbuka dalam tiga tahun ini mengalami naik turun. Pada 2019, tingkat pengangguran sekitar sempat turun 5,01 persen, namun mengalami kenaikan menjadi 6, 93 persen pada 2020. Hal ini disebabkan saat itu, banyak masyarakat yang dirumahkan dan kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19.
Namun, gerak cepat kebijakan dibawah kendali Wali Kota Maulan Aklil yang dibuktikan dengan tingginya nilai investasi di Pangkalpinang ditambah pertumbuhan ekonomi naik signifikan pasca berkurangnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) membuat tingkat pengangguran terbuka ini kembali mengalami penurunan pada tahun 2021 lalu menjadi 6,81 persen.
Data tersebut diperkuat dengan naiknya serapan tenaga kerja tahun 2021 mencapai 5.904 orang yakni jumlah yang bekerja tahun 2020 tercatat sebanyak 93.915 orang dan tahun 2021 naik menjadi 99.819 orang.
Sementara untuk tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), selama 2 tahun terakhir mengalami kenaikan. Ini mengindikasikan besarnya persentase usia kerja aktif secara ekonomi di suatu daerah. Di mana semakin tinggi TPAK, ini menunjukkan semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa.
Di tahun 2020, TPAK di Kota Pangkalpinang sebesar 62,37 persen. Sementara di 2021 naik menjadi 65,16 persen.
Wali Kota Maulan Aklil atau yang akrab disapa Molen mengatakan kalau capaian ini sesuai dengan apa yang pihaknya targetkan bahkan melebihi.
“Kita patut bersyukur untuk tahun 2021 ini beberapa capaian pembangunan melebihi apa yang telah kita targetkan, mulai dari nilai investasi kota Pangkalpinang yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 3,3 Triliun, naik drastis sekitar 502,3 % dari target serta pertumbuhan ekonomi melonjak hingga menyentuh 9, 27 persen,” ujar Molen, Jumat (19/3/2022).
Molen mengatakan, tingginya nilai investasi dan tren naiknya pertumbuhan ekonomi memberikan memberikan pengaruh positif, salah satunya berkurangnya angka pengangguran dan tingginya angka serapan kerja.
“Pertumbuhan ekonomi hingga 9,27 persen melejit sangat jauh sekali dibandingkan tahun 2020 yang hanya sebesar 3,01 persen, Capaian pertumbuhan ini sangat jauh melampaui pertumbuhan ekonomi Provinsi Bangka Belitung sebesar 5,05 persen dan nasional sebesar 3,69 persen. Kita upayakan kedepan dapat mampu kembali melebihi target agar Kota Beribu Senyuman semakin maju,” ucap Molen. (*)