SIJUK – Meskipun diterpa hantaman Pandemi Covid-19, ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) masih tumbuh positif. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekonomi Babel di triwulan IV-2021 tumbuh 6,32 persen (y-on-y), dan secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Babel dari triwulan I hingga IV 2021, jika dibandingkan dengan tahun 2020 tumbuh sebesar 5,05 persen (c-to-c).
Hal itu dikatakan Gubernur Erzaldi Rosman saat memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Swiss-Belresort Hotel Belitung, Jumat (18/2).
Ia mengatakan, capaian itu membuat provinsi yang ia pimpin meraih peringkat kedua tertinggi di Pulau Sumatera dalam hal pertumbuhan ekonomi.
“Pertumbuhan ekonomi ini sangat menjadi concern dari Bapak Presiden. Jadi kita selaku kepala daerah yang membantu beliau, harus terus berupaya pertumbuhan ekonomi kita terus meningkat, dan tekan inflasi kita dalam kondisi yang terkendali,” ungkap Gubernur Erzaldi di hadapan para kepala daerah yang hadir.
Terkait inflasi, dikatakannya pada bulan Januari 2022, Babel mengalami inflasi sebesar 0,97 persen (Month to Month). S
Dijabarkannya secara spasial, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 1,22 persen (Month to Month), dengan komoditas utama penyumbang inflasi yakni daging ayam ras, ikan selar, dan bahan bakar rumah tangga.
“Berkenaan dengan ayam ras ini, Tim Satgas Pangan Babel telah melakukan beberapa kali pertemuan dengan pelaku usaha, dan dalam waktu dekat akan membuahkan hasil yang positif. Termasuk masalah minyak goreng dengan HET 14.000 rupiah, namun terkendala distribusi sampai saat ini belum merata” jelasnya.
Berkenaan dengan distribusi, ia meminta kepada Pemkab Bangka Barat untuk mengoptimalkan Pelabuhan Muntok sebagai alur kelancaran distribusi barang di Pulau Bangka. Meskipun berdasarkan informasi yang ia dapatkan, kendala keterlambatan distribusi bukan diakibatkan oleh Pelabuhan Muntok, namun karena belum optimalnya Pelabuhan Tanjung Api-Api Palembang, sehingga banyak truk barang yang mengantre untuk menyeberang ke Pulau Bangka.
“Kita perlu terus komunikasikan dengan pihak sana (Tanjung Api-Api), karena hari ini saya baru diinformasikan panjang antrean truk sudah mencapai 2 kilometer,” jelasnya.
Demikian pula Kota Tanjungpandan yang mengalami inflasi sebesar 0,54 persen (Month to Month), yang disumbang dari komoditas cumi-cumi, beras, dan bahan bakar rumah tangga.
“Untuk di Belitung, Bapak Bupati telah menyampaikan kepada saya bahwa pembangunan Pelabuhan Tanjung Batu sudah selesai, dan Pelabuhan Tanjungpandan akan mulai pengerjaan oleh Pelindo pada Maret mendatang,” jelasnya
“Dan Insyaallah tahun ini jika pemerintah pusat akan membuat rute pelayaran dari Mesuji-Sadai dan Mesuji-Tanjung Pandan. Hal ini dapat memangkas rantai distribusi pasokan bahan pokok kita,” tambahnya.
Mencermati perkembangan inflasi di Babel, gubernur mengintruksikan kepada seluruh tim TPID perlu mengupayakan pelaksanan kegiatan dan program pengendalian inflasi, agar pencapaian inflasi di Babel berada dalam sasaran pemerintah yakni berada dalam sasaran pemerintah 3±1 persen. Upaya tersebut yakni menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak dikisaran 3-5 persen.
“Hal itu dilakukan dengan memperkuat empat pilar strategis, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif,” jelasnya.
Menghadapi tantangan tahun 2022, Gubernur Erzaldi menekankan perlunya sinergi yang kuat antara pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, serta Bank Indonesia melalui implementasi dan inovasi program yang diarahkan untuk menjaga stabilitas pasokan dan kelancaran distribusi di masa pandemi.
“Upaya tersebut diharapkan dapat makin mendorong peningkatan daya beli masyarakat, mendukung pemulihan perekonomian serta pertumbuhan ekonomi yang kuat,” ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut turut dihadiri Kepala Perwakilan BI Babel, Bupati Bangka Tengah, Bupati Belitung, Wakil Bupati Belitung Timur, Tim Satgas Pangan Babel, serta pewakilan Walikota Pangkalpinang, Bupati Bangka Selatan, Bupati Bangka Barat, dan Bupati Bangka.
Setelah menerima berbagai masukan, akhirnya dihasilkan kesepakatan sebagai upaya mendukung upaya pencapaian target inflasi, yaitu:
- Mendorong inisiasi kerjasama antar daerah untuk komoditas strategis, di mana Bangka Belitung memiliki ketergantungan tinggi terhadap komoditas tersebut;
- Meningkatkan penggunaan digital farming untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian;
- Meningkatkan promosi gerakan bangga menjadi petani;
- Mengintensifkan integrated farming untuk mencapai swasembada pangan;
- Memperkuat pengawasan distribusi LPG subsidi untuk masyarakat kurang mampu;
- Meningkatkan pembukaan lahan baru pertanian untuk mendukung ketahanan pangan;
- Memanfaatkan lahan eks tambang untuk holtikultura;
- Mendorong substitusi komoditas ikan tangkap ke budidaya;
- Menyelaraskan program pengendalian inflasi melalui penganggaran pada APBD Provinsi, Kabupaten dan Kota;
- Meningkatkan komitmen kepala daerah sebagai Ketua TPID untuk berperan aktif dalam pengendalian harga di daerahnya. (*)