Puluhan Siswa SMA Muhammadiyah Pangkalpinang Ikuti Workshop Orientasi KIR dan Pelatihan Jurnalistik Sekolah
PANGKALPINANG — SMA Muhammadiyah Pangkalpinang menggelar Workshop Pelajar tentang ” Orientasi Karya Ilmiah Remaja (KIR) dan Pelatihan Berita Bagi Jurnalistik Sekolah”, Sabtu, (5/10/2024) di Aula SMA Muhammadiyah.
Selain itu, dalam Workshop Pelajar menghadirkan narasumber yakni Gusti Randa yang aktif sebagai Jurnalis Babel dan menjabat sebagai Pimpinan Media www.ketikandata.com.
Pembina KIR SMA Muhammadiyah Zidane Romadhonie, menyampaikan pelatihan tersebut diikuti sebanyak 55 siswa yang siap menjadi penulis muda di Babel.
“Dengan adanya pelatihan ini lahir para penulis-penulis muda di Babel. Apalagi materi disampaikan terkait penulisan berita dan opini,”ucapnya.
Zidane juga menjelaskan, pelatihan jurnalistik ini juga menjadi bekal para siswa/siswi SMA Muhammadiyah untuk meningkatkan literasi dengan karya-karya ilmiah.
“Karena aspek investasi yang baik itu ada tiga pertama inovasi agar kita tidak ketinggalan oleh zaman, kedua teknologi memudahkan belajar dan ketiga kolaborasi kita pelajar Muhammadiyah dalam agenda apa pun,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Pangkalpinang, Edison Taher menyampaikan, sekolah yang sudah berdiri puluhan tahun ini sudah banyak manuai prestasi, diantaranya tahun 2025 mendatang SMA Muhammadiyah berkontribusi dalam kegiatan Programme for International Student Assessment (PISA).
Edison memgatakan, program PISA yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, bertujuan untuk menguji performa akademis siswa sekolah.
“Alhamdulillah sekolah kita terpilih dalam program PISA, karena hasil assesment posisi Babel berada diurutan ketiga setelah DKI Jakarta dan Yogyakarta maka tahun 2025 nanti. Untuk di Babel ada 3 sekolah yakni SMA 1 Pangkalpinang, SMA 4 dan SMA Muhammadiyah,”jelasnya.
Ia berharap, kegiatan pelatihan jurnalistik dapat memberikan manfaat terutama meningkatkan minat literasi para siswa di SMA Muhammadiyah Pangkalpinang.
“Karena posisi kemampuan literasi siswa Indonesia semakin rendah, bahkan pernah berada di peringkat 71 dari 77 negara dalam bidang literasi. Maka diharapka siswa-siswi turut serta dalam meningkatkan literasi,”ucapnya. (Red)