Menjaga Agar Tetap Ada

Oleh : Tibrin Sonya
Mahasiswi Prodi Konservasi Sumber Daya Alam Fakultas Teknik dan Sains Universitas Muhammadiyah Babel

BABEL —- Satwa liar adalah merupakan genetik alami yang dimiliki satwa di alam bebas dan atau yang dipelihara, yang masih mempunyai kemurnian jenisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang biodiversitas sangat beragam, diperkirakan kurang lebih ada sekitar 300.000 jenis satwa yang ada di indonesia atau sekitar tujuh belas persen dari Jumlah satwa yang ada di dunia.

Manusia memanfaatkannya dengan berbagai cara, dan seringkali menyebabkan penurunan populasi, bahkan hingga menyebabkan beberapa jenis satwaliar terancam punah.

Indonesia juga menjadi habitat bagi satwa-satwa endemik atau satwa yang hanya ditemukan di Indonesia saja. Jumlah mamalia endemik Indonesia ada 259 jenis, kemudian burung 384 jenis dan ampibi seratus tujuh puluh tiga jenis jenis (IUCN, 2013). Keberadaan satwa endemik ini sangat penting, karena jika punah di Indonesia maka itu artinya mereka punah juga di dunia.

Upaya konservasi atau perlindungan terhadap jenis satwa dan tumbuhan menjadi salah satu pilar penting dalam upaya mewujudkan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Status konservasi untuk satwa menurut UUKSDAHE dikelompokan menjadi dua, yakni satwa dilindungi dan tidak dilindung. Jenis satwa yang dilindungi adalah yang berada dalam bahaya kepunahan dan atau populasinya jarang.

Indonesia memiliki daftar panjang tentang satwa yang terancam punah, oleh karena itu kita harus tetap menjaga satwa satwa yang masih ada agar tidak terjadi nya kepunahan pada satwa satwa tersebut.

Wildlife Fund for Nature (WWF) pada Kamis (10/09) menyebutkan bahwa angka populasi satwa liar telah “merosot cepat’ dan menunjukkan data yang mengejutkan, yakni turun enam puluh delapan persen dari tahun 1970 hingga 2016.

Setiap satwa memiliki tingkat kerentanan yang berbeda terhadap ancaman kepunanahan. Walaupun sudah ada peraturan tentang perdagangan satwa pembohong namun kenyataannya masih saja terjadi perdagangan satwa liar.

Menurut laporan International Union for Conservation of Nature (IUCN), jumlah hewan yang terancam punah mencapai 16.479 spesies pada 2021. Jumlah tersebut meningkat 6,99% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 15.403 spesies. Banyak penyebab yang mengancam keberadaan satwa terutama satwa langka di Indonesia.

Penyebab yang paling berkontribusi terhadap penurunan jumlah satwa di Indonesia adalah perburuan liar dan kerusakan habitat.
Agar populasi hewan-hewan tersebut tetap terjaga bahkan bertambah, kita wajib menjaga alam kita, hewan endemik Indonesia yang terancam punah yang pertama adalah Harimau Sumatera. Spesies harimau ini tersebar di berbagai hutan di pulau Sumatera, Faktor-faktor yang mengancam kepunahan hewan endemik Indonesia ini adalah perburuan liar, menurunnya sumber makanan, dan habitat yang semakin berkurang.

Selain mamalia, beberapa dari hewan asli Indonesia dari kelompok Aves juga terancam punah. Salah satunya adalah Burung Cendrawasih. Burung eksotis yang tinggal tanah Papua ini memiliki nama lain yaitu Burung Surgawi dan sangat dihargai oleh suku-suku di Papua, Saat ini populasi burung khas Papua ini kurang lebih sebanyak 380.

Populasi Burung Cendrawasih semakin terancam karena berkurangnya habitat tempat tinggal, perdagangan liar, penebangan liar, dan perburuan liar, Badak adalah salah satu hewan mamalia besar dan cukup kuat. Meskipun demikian, banyak jenis badak yang mulai terancam punah termasuk badak bercula satu asli Indonesia. Badak bercula satu saat ini hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Hewan bercula ini memiliki kulit yang berlipat dan tebal berwarna kelabu, Saat ini populasi badak bercula satu tidak lebih dari 100 ekor, tepatnya sekitar 75 ekor saja,kepunahan terhadap bakdak bercula satu ini lagi- lagi dikarnakan oleh perburuan liar dan habitat yang terus berkurang membuat populasi badak bercula satu terus berkurang.

Kemudian, Rusa Bawean Hewan asli Indonesia berikutnya yang terancam punah adalah Rusa Bawean. Rusa ini merupakan salah satu maskot Asian Games 2018 lalu. Rusa ini banyak ditemukan di kawasan Gunung Mas, Gunung Besar, dan Pulau Tanjung Cina, Ciri khas dari Rusa Bawean adalah ekor yang berwarna coklat keputihan dengan panjang 20 cm. Populasi maskot Asian Games ini sekitar 300 ekor.Komodo merupakan kadal terbesar dan terberat di dunia yang panjangnya mencapai 3 meter. Reptil raksasa ini hanya bisa ditemukan di Indonesia tepatnya di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Gili Montang, Saat ini populasi komodo ada sebanyak 3.000 ekor.

Meskipun perburuan bukan menjadi ancaman kepunahan reptil ini, pemanasan global serta habitat yang terus berkurang bisa menyebabkan komodo punah. Selain Burung Cendrawasih, Jalak Bali juga merupakan burung endemik Indonesia yang terancam punah. Populasi burung ini sekarang hanya sekitar 300 ekor saja. Jalak Bali hidup di kawasan Taman Nasional Bari Barat.

Pada tahun 2015 sebuah harian nasional pernah mengulas 5 cerita nestapa yang menimpa satwa lindung Indonesia. Seperti satwa Kucing Hutan, Lutung Jawa, Beruang Madu, Orang Utan, dan Harimau Sumatera. Tragisnya, peristiwa yang menimpa hewan-hewan malang tersebut dipamerkan di media sosial (facebook) seolah-olah suatu kebanggaan tersendiri.

Sikap tersebut adalah cerminan perilaku antroposentris. Di mana manusia merasa sebagai puncak penguasa alam dan makhluk hidup lainnya tidak penting, atau sebatas untuk memenuhi hasrat dan kebutuhan manusia semata.

1 Comment
  1. Al farizi says

    Salam lestari👆🌱

Leave A Reply

Your email address will not be published.